Aninda kaget, tercengang memandangi satriya yang sepertinya lagi mengerjainya. namun satriya memasang wajah serius, lalu mengedipkan sebelah mata sambil tersenyum kecil. aninda mengangguk kaku. bergegas, walaupun agak ragu, ia menerobos para tamu menuju pintu keluar
ruang pesta. hatinya bergemuruh hebat.
pohon rindang itu seakan menantikan kehadiran dirinya. apa benar pangeran kecilnya menunggu di sana? di tempat yang pernah mereka gunakan untuk mungungkir janji? hati aninda pilu
memikirkan jangan-jangan itu kerjaan satriya belaka.
aninda masih berdiri mematung, sibuk dengan pikirannya yang galau. orang -orang yang melewatinya beberapa kali mencuri pandang lantaran terpesona kecantikannya. polesan tipis diwajah serta tataan ringan pada rambutnya membuat dia terlihat begitu menawan. gaun merah
marun selutut tanpa lengan menempel pas ditubuh serta sepatu hak tinggi bertali hitam menyempurnakan tampilan bak putri yang anggun. pangeran kecilnya pasti kesulitan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar