Beberapa buku yang pernah saya baca tentang Isra'Mi'raj tidak memberikan gambaran yang cukup memuaskan berkaitan dengan beberapa hal di seputar kejadian Isra' Mi'raj. Di antaranya adalah pertanyaan klasik yang mempertanyakan perjalanan Nabi itu dilakukan dengan ruh saja, ataukah dengan badannya.
Baik yang berkaitan dengan perjalanan Mekkah-Palestina, maupun dari Palestina ke Sidratul Muntaha. Hampir tidak ada penjelasan yang memadai dari sisi ilmiah. Kebanyakan penulis bersandar kepada logika 'keputusasaan', bahwa kalau Allah menghendaki, pasti semua itu bisa saja terjadi.
Yang lain, muncul pertanyaan: apakah benar shalat untuk pertamakalinya diturunkan pada saat Mi'raj di langit ke tujuh.Bukankah perintah shalat sudah diterima oleh Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, sampai Nabi Isa? Sehingga para Rasul itu, sebenarnya juga telah melakukan shalat dengan cara yang sama: ruku' dan sujud.
Bahkan dari hadlts-hadits yang menceritakan perjalanan Isra' Mi'raj itu sendiri diperoleh informasi bahwa Rasulullah SAW melakukan shalat di beberapa tempat pemberhentian selama perjalanan tersebut. Jadi beliau sudah menjalani shalat. Maka apakah benar beliau pergi ke langit ke tujuh itu untuk menerima perintah shalat. Apakah bukan untuk tujuan lain?
Atau, ada juga pertanyaan krltis yang muncul dari cerita tentang turunnya perintah shalat 5 waktu. Digambarkan dalam cerita-cerita klasik bahwa Rasulullah SAW menerima perintah shalat lewat proses 'tawar menawar' yang sangat alot dengan Allah. Perintah shalat itu sendiri pada mulanye 50 waktu dalam sehari semalam, kemudian turun menjadi 5 waktu, setelah 'ditawar' oleh Rasulullah SAW atas dukungar Nabi Musa. Begitukah kejadiannya? Dan masih banyak lagi pertanyaan kritis yang masih mencuat di sana-sini berkaitan dengan perjalanan yang sangat 'menghebohkan' itu
Download Novel
Download Novel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar