Panas menyengat masih membayang-bayangi langit negeri Sahara, Mesir. Musim dingin dan semi belum berani turun menyelingi, apalagi memijit punggung kota lebih dini. Daun-daun pintu apartemen berbentuk kubus masih tertutup rapat. Serapat burqa yang memingit wajah para wanita di pinggiran kota Kairo.
Setiap pagi, polisi yang menongkrongi pos penjagaan di sudut-sudut kota larut dalam tilawah al-Qur'an. Laras panjang siap kokang juga setia di bahu, menemani lidah mereka "meminang" ayat demi ayat dengan merdunya. Mereka seperti berpacu dengan kawanan mahasiswa berkantong cekak, yang menegur pagi buta dengan hafalan al-Qur'an. Layaknya semarak mengaji yang terus berlanjut di Masjid Al-Azhar Al-Syarief, Darrasah. Demikian pula dengan para penjaja jasa unta dan kuda di sahara Giza, yang senatiasa membuka dinding pagi dengan mata malam mereka, seirama deru bus reyot dan tramco tua, yang merayap membelah jalanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar