Aku berusaha mengendalikan perasaanku. Entah mengapa, seperti ada yang berbeda dalam hatiku setelah aku melihat Yusuf tadi. Aku jadi teringat perkataan Mama.
“Bu Rahayu itu punya seorang anak laki-laki. Mama lupa namanya siapa. Tapi yang pasti dia itu cocoklah untuk dijadikan seorang menantu.”
Apa mungkin bisa ya? Pikirku sudah mulai ngaco kemana-mana. Sepanjang perjalanan pulang aku tak bisa memfokuskan fikiranku. Sesampainya di rumah aku sudah tak memikirkan editan tulisanku di komputer. Yang menjadi pikiranku sekarang adalah, apakah sosok “malaikat” itu yang menjadi harapan Mama?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar