Halaman

Jumat, 28 Juni 2024

Koneksi Antar Materi – Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1




SALAM DAN BAHAGIA

Lanjar Palupi, M.Pd

Fasilitator

Edi Suroso, S.T

CGP

Ashafia Nurusyaadah, S.Pd., M.Si
Pengajar Praktik

 



CGP ANGKATAN 11
Kelas A.11.52
Kab. Ogan Komering Ilir

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pada kesempatan ini saya akan memaparkan hasil tugas 1.1.j. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1

Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda  mempelajari modul 1.1

Sebelum mempelajari modul 1.1, Pembelajaran yang saya lakukan masih berpusat pada guru dimana siswa hanya sebagai objek pembelajaran saja. Saya hanya sebatas mentransfer materi pelajaran saja dengan menganggap ketuntasan dalam penyampaian materi lebih penting daripada memahami karakteristik siswa. Disini biasanya saya hanya melihat nilai murid dari aspek kognitif saja misalnya saat mereka mengerjakan soal berupa Tugas atau Penilaian Harian jika nilai murid sudah mencapai KKM dinyatakan bahwa pembelajaran sudah berhasil begitu sebaliknya. Sebelumnya saya tidak memperdulikan apakah murid sudah benar-benar paham dari apa yang saya ajarkan atau tidak, karena fokus utama saya lebih pada ketercapaian materi mengingat materi yang saya ajarkan sangat padat.

Dalam proses pembelajaran yang saya lakukan, saya masih dominan menggunakan metode ceramah dan berpusat pada guru. Siswa dituntut harus mengikuti semua arahan – arahan yang saya berikan untuk dapat mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan sebelumnya. Jika murid tidak mengikuti arahan saya, biasanya saya akan marah dan memberi ancaman dan hukuman. Oleh karena hal ini siswa merasa tertekan dan berakibat fatal pada gagalnya penanaman karakter dan pencapaian kompetensi mereka sehingga saya pun sering merasa gagal dan mengeluh jika banyak murid yang tidak tuntas setelah melakukan evaluasi. Dan saya baru menyadari bahwa apa yang telah saya lakukan dapat membuat murid merasa terbebani dan menurunkan motivasinya mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas.


Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini? 

Setelah saya mempelajari modul 1.1, saya baru memahami filosofi pendidikan KHD, dimana menurut beliau bahwa tujuan pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu, pendidik hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) . Semua anak memiliki keunikannya masing-masing, proses pembelajaran yang yang dapat mengakomodir kebutuhan belajar murid akan menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna. Saya menyadari zaman sudah berubah, siswa kita sekarang adalah generazi Z yang hidup di tengah-tengah kecanggihan teknologi . Saya menyadari, saya bukan satu-satunya sumber belajar bagi mereka, banyak sumber belajar lain yang bisa dimanfaatkan sesuai dengan minat dan bakat murid. Namun saya berupaya untuk selalu menuntun mereka sebagai fasilitator dan menempatkan siswa menjadi subjek dalam pembelajaran untuk mencari dan membangun pemahamannya sendiri. Saya tidak boleh hanya berfokus pada kemampuan kognitif saja tetapi juga harus dapat mendampingi siswa mengembangkan kemampuan social-emosionalnya. Dengan memahami filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, saya mulai merencanakan pembelajaran sesuai kebutuhan siswa dan membantu murid menjadi manusia yang merdeka. Siwa sebagai individu yang unik, berbeda satu dengan yang lain berhak mendapat tuntunan yang tepat sehingga murid dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan. 


Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD?

Yang dapat segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran KHD adalah dengan menyadari bahwa masing-masing siswa adalah individu yang unik dan istimewa. Mereka memiliki potensi, bakat, minat, dan karakter yang berbeda. Untuk itu saya harus mampu mengenali keunikan tersebut sebelum melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Dengan memahami makna pada slogan KHD, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho (Guru harus memberikan contoh yang baik), Ing Madyo Mangun Karso (Guru harus memberikan semangat pada murid), Tut Wuri Handayani (Guru harus memberikan dorongan/menjadikan murid mandiri), sebagai guru saya berupaya untuk menjadi penuntun bagi mereka untuk mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan zaman . Pembelajaran yang saya lakukan dikelas harus berpihak pada siswa dengan menempatkan mereka sebagai subjeknya. Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan melalui pemilihan media pembelajaran yang bervariasi serta selalu menanamkan nilai-nilai budi pekerti pada setiap kegiatan pembelajaran sehingga nantinya mereka tidak hanya cakap secara intelektual tetapi juga cakap secara social-emosional. Saya harus mampu menjadi teladan dalam penanaman nilai karakter, baik dalam bersikap maupun bertutur kata, serta selalu berupaya menebalkan kebiasaan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun) dalam keseharian. Dengan menjadi guru yang berkarakter baik, siswa akan meniru sehingga dapat menjadi siswa yang berkarakter lebih baik lagi. Saya harus menjadi guru yang lebih sabar dan ikhlas dalam mendampingi siswa, dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi mereka. Tidak memberikan teguran/sanksi yang keras, namun berupaya mengamongi siswa agar menumbuhkan rasa nyaman bukan rasa takut. Karena guru yang baik adalah guru yang disenangi, dihormati, dan disegani bukan guru yang ditakuti.


Sekian pemaparan dari saya. Terima Kasih

Wssalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salam Guru Penggerak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar